Rasulullah SAW. bersabda: "Siapa saja membaca satu huruf dari
Kitabullah (Alquran) maka dia akan mendapat satu kebaikan. Sedangkan satu
kebaikan dilipatkan kepada sepuluh semisalnya. Aku tidak mengatakan alif lâm
mîm satu huruf. Akan tetapi, alif satu huruf, lâm satu huruf, dan mîm satu
huruf." (HR At-Tirmidzi)
“Karena hidup kita
buat apa kalo bukan buat mengkaji Al-Qur’an, karena Al-Qur’an itu pedoman kita
seluruh umat Nabi Muhammad.” - Roja Mubarrok, (19th) -
Tunanetra penghafal Qur’an.
TENTANG PROGRAM
Kapan terakhir kali kamu
membaca Al-Qur’an? Tadi subuh? Tadi malam? Minggu lalu? Atau jangan-jangan
bulan ramadhan di tahun lalu? Semoga setidaknya kita masih ingat kapan terakhir
kali membaca kitab Al-Qur’an. Lantas, pernahkah Sahabat membayangkan? Kalo
secara tiba-tiba Allah SWT cabut kemampuan salah satu indera yang kita punya.
Hal itulah yang terjadi pada kebanyakan teman-teman insan tunanetra yang kami
temui.
Ustaz Trio (39th) butuh
bertahun-tahun lamanya untuk bisa beradaptasi dan menerima kenyataan pahit
bahwa ia alami kebutaan tepat saat ia baru kelas 4 SD karena salah konsumsi
antibiotik.“Kebahagiaan seolah-olah direnggut, dalam kondisi labil, dipaksa
mengenal braille, jadi bingung, jadi tidak mood, gak mau, ada penolakan dalam
hati. Apalagi harus menerima takdir pahit, kemudian harus belajar braille yang
sama sekali tidak diinginkan.” tutur Ustaz Trio.
Namun, saat akhirnya
Ustaz Trio bertemu dengan teman-teman senasib lain di Wyata Guna, ia mulai
menyadari sesuatu yang harus lebih disyukuri. Kini, sudah ada kurang lebih 80
murid tunanetra yang diajar Ustaz Trio. Al-Qur’an memiliki arti yang sangat
besar bagi hidupnya. “Banyak juga obat-obat kerinduan. Maksudnya disaat kita
berputus asa dengan nikmat yang sesaat, seolah-olah itu adalah penderitaan yang
tiada berujung.” sambung Ustaz Trio. Namun, setelah mempelajari Al-Qur’an,
ia memahami bahwa apa yang terlihat jelek di mata manusia, boleh jadi itulah
yang terbaik untuk kita menurut Allah.
Sementara itu tunanetra
lainnya, Roja Mubbarok (19th) dicabut kemampuan melihatnya secara total saat ia
di bangku SMP. “Karena hidup kita buat apa kalo bukan buat mengkaji
Al-Qur’an, karena Al-Qur’an itu pedoman kita seluruh umat Nabi Muhammad.” -
Ucap Roja. Menurutnya, terlepas dari kondisinya sebagai insan tunanetra.
Seharusnya tidak perlu malu untuk belajar dan memperdalam Al-Qur’an ini.
Berbeda lagi dengan
cerita Bu Susi (47th), semangat untuk belajar Al-Qur’an Braille bagi ibu dua
orang anak ini baru benar-benar muncul di tahun 2019. Ini karena ia merasa malu
dengan perkataan anaknya sendiri. “Ibu kok gak ngaji? Masa kalah sama aku?”
ujar anak Bu Susi yang masih kelas 6 SD dan SMA. Bu Susi masih ingat, saat ia
kecil dahulu akses untuk Al-Qur’an braille masih susah. Karena harganya mahal,
biasanya adanya di masjid-masjid tertentu saja. Di percetakannya pun hanya
punya satu untuk dibaca umum. Jadilah kalau mau pinjem sering kali rebutan.
Sementara 1 harga
Al-Qur’an Braille berada di kisaran harga 2 jutaan. Karena, berbeda dengan
Al-Qur’an biasa yang 1 jilid memuat 30 Juz. Untuk Al-Qur’an Braille, 1 jilid
hanya memuat 1 juz. Karena kertas untuk Al-Qur’an Braille tidak bisa
dibolak-balik, maka 1 jilid Al-Qur’an Braille pun akan lebih tebal dibanding
Al-Qur’an biasa.
Ustadz Trio, Roja, dan
Ibu Susi adalah para tunanetra hebat yang tetap ingin berusaha membaca dan
mengkaji Al-Qur’an meski dalam keterbatasan. Semangat mereka membuktikan bahwa
para tunanetra pun tetap membutuhkan Al-Qur’an.
Mari kita wujudkan Indonesia bebas buta huruf, dengan Al-Qur’an Braille.
Capai target Ramadhan tunanetra bisa mengaji dengan beramal jariyah infak untuk
bantu penyediaan Al-Qur’an Braille.
KEBUTUHAN DANA
Pedooli yang bekerja sama
dengan Beramal Jariyah mengajak Anda untuk “Beramal Al-Quran Braille, untuk
Saudara Tunanetra”, Sahabat Pedooli bisa langsung berdonasi sebesar 1 paket
Al-Qur’an Braille atau patungan mulai dari berapapun nominal yang ingin kamu
sisihkan untuk bergabung dalam menyukseskan program ini yang membutuhkan
bantuan sebesar Rp. 25.000.000- (Dua puluh lima juta rupiah), dari total rincian
sebagai berikut:
TENTANG BERAMAL
JARIYAH
Yayasan Sahabat Beramal
Jariyah merupakan salah satu Mitra Pedooli, yang kali ini sudah terhitung ketujuh
kali mempercayakan Pedooli sebagai jembatan kebaikan, untuk menyebarkan
kePedoolian. Beramal Jariyah adalah lembaga filantropi yang berkedudukan di Jl.
Sampurna No. 9 kota Bandung yang sudah terdaftar di Dinas Sosial dengan nomor
tanda daftar KP.062.03/1928-Dinsosnangkis-IV/2020 serta terdaftar di
Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dengan tanda daftar penyelenggara
sistem elektronik nomor: 02486/DJAI.PSE/05/2020, untuk melakukan penggalangan
dana melalui website www.beramaljariyah.org.
INFO KONTAK
Jika Anda memiliki
pertanyaan tentang kampanye donasi ini, jangan ragu untuk menghubungi Pedooli
di 0813 6888 0114 atau melalui email di hello@pedooli.id