24 Nov
“Kok gajiku tidak
sebanyak dia yah?” “Pengen deh punya badan tinggi layaknya bintang iklan”
“Hidup dia enak banget bergelimang harta” “Aku gak suka banget warna kulitku”
“Kenapa sih dia beruntung terus, kok hidupku malah menderita terus yah?”.
Deretan monolog tersebut
menjadi tidak asing seolah terus menari di relung hati dan berputar di pikiran,
perasaan yang saat ini sering disebut dengan insecure merupakan salah satu pembahasan Ahli Psikologi Aliran
Humanistik yang bernama Maslow, insecurity
(merasa tidak aman) adalah kebalikan dari secure
(aman). Selain itu juga terdapat teori Psikologi Hirarki Kebutuhan oleh
Maslow, dalam hirarki kedua disebutkan bahwa manusia butuh merasa aman dengan
pengoptimalisasian lingkungannya.
Memahami pemantik
munculnya rasa insecure lalu perlahan
menerimanya, dan mengoptimalkan perlindungan diri dari hal-hal yang selalu
membuat kita merasa insecure adalah
bentuk usaha agar kita terhindar dari rasa insecure
dan kembali menjalani kehidupan dengan perasaan yang nyaman, karena semua
manusia berhak akan itu.
Manusia adalah tempatnya
lupa dan salah, insecure kemudian
menjadi salah satu bentuk perasaan manusiawi yang tidak dapat dielak, namun
kembali lagi, bahwa jika dilakukan terus-menerus dengan sengaja dan tanpa
adanya ikhtiar untuk berubah, maka tentu dampak yang ditimbulkan juga akan
menjadi sesuatu hal yang buruk, bahkan akan menjadikan kita pribadi yang kufur.
Allah Subhanahu wata'ala berfirman:
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Artinya: “Ingatlah
kepada-Ku, Aku juga akan ingat kepada kalian. Dan bersyukurlah kepada-Ku,
janganlah kalian kufur” (QS. Al Baqarah: 152)
Dalam Islam, bersyukur
menjadi penawar untuk terhindar dari kufur. Insya Allah jika kita bersyukur
salah satu keutamaan yang luar biasa akan menghampiri adalah dengan nikmat yang
justru akan dilipatgandakan, sebagaimana yang termaktub dalam QS. Ibrahim ayat
7:
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ
لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya
jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”