preloader
Self Branding ala Rasulullah

19 Jan

Self Branding ala Rasulullah

Dalam marketing modern, mayoritas berlomba-lomba membuat iklan, untuk mempromosikan jasa atau produknya. Bahkan, terkadang beberapa orang lebih suka menggunakan identitas yang bukan bersumber dari identitas pribadinya. 

Berbeda dengan marketing yang diterapkan Rasulullah Shalallaahu Alaihi Wassalaam, semua melekat pada dirinya, sehingga apa-pun akan bernilai ketika berada di tangan Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam, karena Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam diutus untuk semuanya.

Dari segi segmentasi kelompok, Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam mampu menembus semua usia, pendidikan, serta status sosial, mulai Raja hingga masyarakat biasa.  Berikut adalah self branding ala Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam yang bisa kita teladani.

Dengan modal Al-Amin, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam menguasai geografi Arab dan sekitarnya secara menyeluruh dengan mudah. 

Dengan modal Al-Amin, Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mampu berinteraksi dengan baik, nyaman, dengan semua segmen masyarakat semenanjung Arab. 

Dengan modal Al-Amin, semua masyarakat menitipkan hartanya, walaupun mereka berbeda keyakinan, karena yakin bahwa hartanya aman di tangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, karena Nabi Muhammad tidak pernah berbohong sedikit-pun.

Al-Amin sendiri adalah salah satu julukan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam. Sebelum masa kenabian, Nabi Muhammad mendapatkan dua julukan dari suku Quraisy (suku terbesar di mekkah yang juga suku dari Muhammad) yaitu Al-Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya" dan As-Saadiq yang artinya "yang benar". 

Dalam Al-Qur’an sendiri, Allah berfirman dalam Surat Al-Ahzab ayat 70:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar (di antara perkataan yang benar adalah jujur).”

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda “Hendaklah kalian senantiasa berlaku jujur, karena sesungguhnya kejujuran akan megantarkan pada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan akan mengantarkan pada surga. Jika seseorang senantiasa berlaku jujur dan berusaha untuk jujur, maka dia akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Hati-hatilah kalian dari berbuat dusta, karena sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada kejahatan dan kejahatan akan mengantarkan pada neraka. Jika seseorang sukanya berdusta dan berupaya untuk berdusta, maka ia akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta” (HR. Muslim).


Bagikan