21 Sep
Sungguh mengejutkan, dalam perjalanan Domyadhu menebar kebaikan, tim menjumpai sebuah bangunan semi permanen yang terlihat sangat kurang layak. Domyadhu (Dompet Yatim dan Dhuafa) adalah salah satu Mitra Pedooli yang merupakan lembaga amil zakat yang berfokus pada pendidikan dan pendayagunaan yatim dan dhuafa. Berdiri sejak 2010, Domyadhu telah berkontribusi dengan penerima manfaat per April 2017 telah mencapai 3.000 orang lebih, se wilayah Jabodetabek, Garut, Cianjur & NTT.
Bangunan yang ditemukan oleh Domyadhu adalah geribik yang banyak tambalan dan bolong di bagian dindingnya, serta keropos dimakan rayap dan usia. Padahal aktivitas yang berjalan disana terbilang aktif terutama dalam pendidikan agama, baik itu siang ataupun sore hari, baik lansia maupun remaja. Berdiri sejak sekitar tahun 1999, tempat pendidikan agama atau yang dikenal warga sekitar dengan sebutan “Kobong” ini keadaannya kini masih jauh dari kata layak, berlokasi di kampung Parigi RT 03 RW 02, Mekarsari, Rumpin-Kabupaten Bogor. Memiliki santri atau peserta didik kurang lebih sebanyak 20 orang yang masih bertahan.
Penampakan kobong
Sumber: Dokumentasi Domyadhu
Mungkin ada sebagian dari kita yang tidak mengetahui arti dari kata Kobong, Kobong adalah sarana pendidikan santri, bagi anak-anak sekitar dan anak-anak yang menimba pendidikan agama di sana, kehadiran Kobong itu sangat berarti untuk mereka karena cukup banyak manfaat yang mereka terima seperti utamanya pendidikan agama, bermain, belajar bersama, tempat sholat, tempat menginap santri, hingga pengajian sampai jenjang kitab-kitab mereka dapatkan. Bahkan bagi masyarakat pun kehadiran Kobong ini juga memiliki peranan cukup banyak, misalkan digunakan sebagai lokasi musyawarah warga, rapat RT, bahkan sekedar tempat untuk silaturahmi.
“Memang bangunan sudah tidak layak, walau sempat pernah ada perbaikan tapi sudah sangat lama dan kini sudah seperti ini keadaanya. Kami pun berharap ada uluran tangan yang mau membantu kami disini…”, ucap seorang tetua pengajar kepada Tim Domyadhu.
Dengan banyaknya aktivitas disana tapi dengan fasilitas yang sudah jauh dari kata layak, pantaslah jika mereka yang berada di sana ingin bangunan tercintanya kembali berdiri kokoh dan baik. Miris rasanya di tengah perkembangan kota tapi ternyata masih ada di daerah penyangganya yang memiliki fungsi fasilitas yang tergolong baik dan aktif, tapi kini dalam keadaan kurang layak dan membahayakan, karena bisa saja satu bagian rusak lalu hancur ikut merembet ke bagian bangunan lainnya yang sedang digunakan bersama.
Aktivitas yang dilakukan di Kobong
Sumber: Dokumentasi Domyadhu
Terbuat dari potongan kayu dan bambu yang sudah bertahun-tahun tanpa perawatan dan penggantian, membuat bangunan Kobong ini kian memprihatinkan. Mulai dari dinding yang bolong juga ditambal, lantai kayu yang bolong dan reot, fasilitas belajar seadanya, sarang laba-laba di banyak sudut ruangan, dan atap yang juga mulai rapuh. Banyaknya bagian yang rusak sangat memilukan mata dan hati, mulai dari lokasi tidur, ruang penyimpanan peralatan, ruang sholat, ruang belajar, dan bahkan toiletnya pun masih seadanya tanpa jalur pembuangan yang baik.
Dengan keadaan seperti itu mereka terus bertahan dan berjuang belajar ilmu agama dengan baik, sehingga pantas bagi mereka mendapatkan fasilitas yang lebih baik. Karena dengan keadaan bangunan yang bisa saja sewaktu-waktu rusak bahkan roboh, para warga bahkan santri bisa terhambat pendidikannya dan warga kehilangan salah satu sarana aktif mereka untuk bersilaturahmi dan musyawarah.
Pedooli dan Domyadhu mengajak Anda untuk mewujudkan “Renovasi Kobong” melalui:
https://pedooli.id/campaign/renovasi-kobong-santri-dan-masyarakat-yang-tak-layak-lagi-tjvdfqzk